Rabu, 04 Januari 2012 | By: e_yanuarto

5 C “Nasabah n Pasangan”

Bagi seorang ekonom ato bagi mereka yang sedang menempuh ilmu di bidang ekonomi ato minimal bagi yang suka membaca-baca artikel dunia ekonomi sepetinya tidak asing dengan yang namanya 5 C. Istilah kerennya fivec’s principle. Ya gak?? Apalgi bagi seseorang yang berkecimpung di dunia perbankan, sudah ngelotok banget dengan prinsip ini.
Bagi orang bank, nasabah yang memenuhi criteria 5 C adalah orang yang sempurna untuk mendapatkan Pembiayaan. Bank melihat orang yang mempunyai karakter kuat, kemampuan mengembalikan uang, jaminan yang berharga, modal yang kuat, dan kondisi perekonomian yang aman bagaikan melihat sebuah mutiara. Orang seperti ini adalah nasabah potensial untuk diajak bekerja sama atau orang yang layak mendapatkan penyaluran kredit. Pendeknya orang yang mempunyai 5 C yang baik adalah manusia yang ideal, menurut criteria orang bank hwehe…

Ternyata istilah yang umum digunakan untuk menilai pemberian kredit atau pembiayaan serta bisa juga untuk penilaian kelayakan usaha ini sesuai pula jika digunakan untuk menilai hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari khususnya yang berhubungan dengan pasangan hehe... Apasaja itu?? Inilah 5 C itu; Character (karakter), Capacity (kemampuan), Collateral (jaminan), Capital (modal), dan Condition (situasi dan kondisi).
Mari kita telaah satu per satu.

1.    Character (karakter)
Untuk menilai kelayakan seorang nasabah/suatu badan atau usaha, hal yang paling penting adalah menilai karakternya, karena sebagus apapun sebuah usaha/badan akan mudah hancur tanpa dilandasi karakter yang kuat. Oleh karena itu, karakter menjadi penilaian yang pertama. Karakter ini bisa berupa data tentang kepribadian dari calon pelanggan seperti sifat-sifat pribadi, kebiasaannya, cara hidup, keadaan dan latar belakang keluarga maupun hobinya. Character ini untuk mengetahui apakah nantinya calon nasabah ini jujur berusaha untuk memenuhi kewajibannya dengan kata lain ini merupakan willingness to pay.
Penilaian karakter ini dapat juga dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari kita lho., bagaimana kita menilai teman, menilai rekan kerja, bahkan untuk menilai pasangan kita. Mengapa si Dia lebih condong berteman dengan si Itu dan tidak terlalu suka dengan si Anu? Karena hal ini terkait dengan sifat, pembawaan dan karakter orang tersebut. Seseorang akan lebih mudah berteman dengan orang-orang yang mempunyai kemiripan sifat , minat dan pembawaan dengan dirinya. Walaupun ada juga orang bisa bersahabat dengan orang lain yang karakternya berlawanan, namun saling melengkapi.
Karena setiap orang itu berbeda karakter.

2.    Capacity (kemampuan)
Hal ini merupakan penilain terhadap kemampuan calon nasabah dalam mengelola usahanya yang dapat dilihat dari pendidikannya, pengalaman mengelola usaha (business record)-nya, sejarah perusahaan yang pernah dikelola (pernah mengalami masa sulit apa tidak, bagaimana mengatasi kesulitan). Sedangkan untuk tingkat korporasi, entitas yang dinilai bisa berupa peralatan, mesin, cantor dsb. Capacity ini merupakan ukuran dari ability to play atau kemampuan dalam membayar.
Penilaian capacity ini dapat diterapkan pada kehidupan kita lho… sebagai contoh untuk menilai pasangan (suami/isteri). Apakah kemampuannya telah sesuai dengan yang diharapkan? Apakah masih bisa ditingkatkan? Hal ini sangat penting, karena pada dasarnya manusia selalu ingin berubah dan meningkat ke taraf hidup yang lebih baik. Apabila masing-masing pasangan mencapai kebahagiaan dan peningkatan kemampuan, entah berupa peningkatan usaha (jika berwirausaha), peningkatan karir, maupun peningkatan keimanan, hal itu bisa dikatakan yang berhasil. Keberhasilan ini harus dinikmati secara bersama-sama. Apabila yang meningkat karirnya hanya suami atau isteri saja, dan pasangan tidak di upgrade, hal ini akan membuat jenjang komunikasi semakin lebar. Dampaknya bisa menyebabkan salah satu pihak kurang puas dan mencari kepuasan pada pihak ketiga. Nah lho…bisa gaswat khan????
 3.    Capital (modal)
Capital mewakili kondisi kekayaan yang dimiliki. Bisa dilihat dari penghasilan rutin per bulan bagi yang rutin bulanan, ataupun bisa dilihat dari asset yang dimiliki seminal rumah, kendaraan, perhiasan, deposito dsb. Kalo untuk korporasi bisa diliat dari laporan keuangannya. Jika perusahaan sudah menggunakan audit akuntan terdaftar, hal itu menjadi faktor penguat dari laporan keuangannya yang dapat dipercaya.
Penilaian ini juga bisa diterapkan untuk menilai pasangan. Kita sadari ada orang yang bersifat pemboros, namun juga ada yang bersifat ketat terhadap pengeluaran uang. Hal yang paling penting dalam menilai seseorang adalah bagaimana dia mengelola keuangannya, apakah dia sering berhutang, dan apa sebabnya? Apakah karena memang uangnya tidak cukup untuk kehidupan sehari-hari, dan bila jawabannya ya, apa solusinya. Apakah mencari tambahan pekerjaan, atau meningkatkan efisiensi (memperketat ikat pinggang). Cenderung untuk berusaha meningkatkan tambahan pemasukan adalah langkah yang sangat tepat, karena efisiensi akan menurunkan motivasi, dan kurang merangsang cara berpikir kreatif kita.

Merupakan jaminan yang bisa diberikan lepada pihak kreditur apabila nasabah melakukan wanprestasi (tidak dapat melunasi hutangnya). Berupa asset yang dimiliki oleh nasabah tersebut, bisa harta yang bergerak (kendaraan) maupun harta tak bergerak (tanah, rumah, perhiasan).
Yang perlu dinilai dari pasangan adalah apakah si Dia dapat menjamin bahwa janji setianya dapat terpenuhi. Apakah kita yakin bahwa dia akan mampu menepati janjinya, setia, dan mampu menafkahi keluarganya. Memang tidak ada satu orangpun yang dapat menjamin kepastian dimasa depan, tapi paling tidak usaha saat ini untuk memberikan gambaran mimpi dimasa depan.  Maybe..???
  
5.    Condition (situasi dan kondisi).
Merupakan penilaian terhadap lingkungan nasabah, apabila terjadi perubahan seperti kebijakan pemerintah, peta persaingan usaha, maupun ketika ada disaster tak terduga. Pembiayaan yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitkan dengan prospek usaha calon nasabah karena ada usaha yang sangat tergantung dari kondisi perekonomian.
Kaitannya dengan pasangan, memang kita harus mempunyai wawasan jangka panjang apakah pasangan kita tetap kokoh menghadapi badai perubahan? Perjalanan kehidupan berumah tangga, sama dengan kehidupan perusahaan, akan mengalami pasang surut. Banyak pernikahan yang gagal karena salah satu atau keduanya, tidak sanggup menahan serangan badai, entah perubahan situasi kerja ataupun adanya godaan pihak ketiga.

Ibarat pohon, semakin tinggi semakin kencang pula angin yang menerpanya. Dilain pihak semakin lebat pula daunnya sehingga semakin rindang dan nyaman untuk berteduh serta semakin banyak pula buah yang dihasilkan. Semakin besar cobaan yang menerpa, dilain sisi memberikan potensi untuk manfaat yang semakin besar bagi anggota keluarganya.

*** -_- ***
Maybe… Wallohu’alam…
 Dari berbagai sumber, semoga bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar